Kualitas iklan di Indonesia
perlu dipertanyakan. Kemunculan beberapa iklan tidak berbobot di sela-sela
program televisi membuat jengkel hati penontonnya. Banyak yang mengomel di
depan televisi, mengkritik kontennya, dan tidak sedikit yang bersikap acuh.
Respon tersebut wajar adanya. Mereka merasa tidak bisa memetik manfaat apapun
dari tayangan iklan tersebut. Kita jarang melihat iklan yang sarat akan pesan
dan moral. Seharusnnya sudah menjadi hak pemirsa untuk mendapatkan suguhan
informasi yang berkualitas dan bukannya iklan tidak bermakna. Sebagian besar
iklan di Indonesia hanya mementingkan sisi komersil. Yang penting banyak
pembeli, dan tidak peduli tentang dampak yang muncul di masyarakat.
Kejemuan masyarakat terhadap
iklan di Indonesia membuat posisi iklan luar negeri semakin dilirik. Realita
ini tergambar jelas di youtube. Iklan Asuransi Hidup produksi Thailand
yang berjudul Cinta Dalam Diam banyak menyita perhatian masyarakat.
Video iklan yang diupload pada tanggal 12 September 2011 ini mampu menyentuh
jiwa siapa saja yang menontonnya. Senada dengan deskripsi singkat yang
tercantum dibawahnya “Iklan Thailand Yang Bisa Meruntun Jiwa
Sesiapa Yang Menontonnya”. Pesan dan refleksi kehidupan yang disuguhkan sangat sederhana,
namun manfaatnya begitu besar. Maka dari itu, tidak heran jumlah penonton yang
tercatat di pojok kanan bawah video tersebut sebanyak 667.236 orang. Dari
jumlah itu, penonton yang memilih like sebanyak 2.569 orang, dan
hanya 23 orang memilih dislike. Fakta ini mampu menyimpulkan bahwa
pemirsa Indonesia lebih menyukai iklan Thailand yang segar dan inspiratif
dibanding dengan iklan Indonesia yang miskin akan pesan.
Video iklan berdurasi 3 menit
3 detik ini menuai komentar-komentar hangat dan positif dari penonton.
Ironisnya, di dalam komentar tersebut ada beberapa akun yang
membanding-bandingkan iklan Thailand ini dengan iklan produksi dalam negeri.
Mereka berpendapat iklan buatan Indonesia jauh lebih rendah kualitasnya
dibandingkan dengan iklan ini. ”Indonesia belum bisa membuat iklan seperti ini,
tema, tentang ayah dan anak,, biasanya indonesia bagus tentang cinta pria dan
wanita,, ternyata bukan hanya di sepakbola saja kita kalah dari thailand,,
iklan ini cukup memberi tau khualitas perfilman Thailand”, komentar akun
bernama gunturarmgl.
Ada juga komentar yang kontennya secara terang-terangan membanting ‘wajah’ iklan
dalam negeri. “Iklan aja buatnya total banget.. keren. iklan di indonesia sih
sampah semua *true story”, tulis hidayat jati.
Kemudian, yang paling menarik perhatian adalah komentar yang ditulis akun
bernama Gokong Gembul.
Dia berandai-andai Indonesia bisa memproduksi iklan seperti ini. Iklan memang
harus komersil, namun harus mengandung pesan moral yang mendalam.
Cinta Dalam Diam dengan melankoli dan
harmonisasi lagu pengiringnya mengemas sebuah cerita yang sangat apik. Iklan
ini mengangkat kisah seorang gadis dan ayahnya yang tuna rungu. Keterbatasan
yang dimiliki ayahnya mengundang cemooh menyakitkan dari teman-teman
sekelasnya. Ejekan berbunyi “Deaf Dumb Dad” pernah menempel di punggungnya dan
di papan tulis kayu dengan ukuran tulisan yang lebih besar. Gadis sangat sedih
dan sering terlibat perkelahian dengan salah seorang temannya. Karena hal ini
juga, gadis semakin membenci ayahnya. “I want a better dad. Someone who’s not a
deaf mute. A dad like everyone else”, gadis membatin. Pada hari ulang tahun
gadis, ayah membelikannya tart. Namun, ternyata gadis sudah berlumuran
darah di sebuah kamar. Ayah dengan rasa terkejut dan isak tangisnya membawa
gadis ke rumah sakit. Dalam ketidaksadarannya, bayangan ayahnya muncul lagi.
“Eat more dear. It helps you to grow. Be good at school.” Yang paling
mengharukan adalah ketika ayah bersiap-siap menyambut ulang tahun gadis. “I was
born a deaf-mute. I’m sorry for that.I can’t speak like other fathers. But I
want you to know that I love you with all my heart”, ungkap ayah dalam bahasa
isyarat. Akhirnya, gadis selamat dari maut. Di siuman pertamanya, gadis
meneteskan air mata dan merangkul tangan ayahnya. Ayahnya meninggal karena
menyumbangkan seluruh darahnya pada gadis. Sebagai penutup, iklan Thai Life
Insurance ini menampilkan taglinenya yang berbunyi “Remember to care for those
who care for you”.
Popularitas iklan luar negeri
yang semakin mendesak eksistensi iklan dalam negeri tidak boleh lantas menahan
langkah kita. Cinta Dalam Diam produksi Thailand bisa dikatakan menjadi
salah satu tolak ukur keberhasilan iklan Indonesia. Memang, banyak pihak dari
berbagai sudut memuji kreativitas iklan ini. Namun, Indonesia tidak boleh
berkecil hati. Kita harus memetik sisi positifnya. Jika Cinta Dalam Diam tidak
muncul di youtube, bagaimana Indonesia bisa sadar sejauh mana
keberhasilan iklannya. Dalam dunia periklanan kita perlu mencari rival yang
kuat. Tujuannya bukan hanya untuk menaikkan semangat kompetisi, namun kita juga
mampu mengukur sejauh mana kualitas iklan yang diproduksi.
Jadi, iklan yang berhasil
adalah iklan yang mampu menyembunyikan sisi komersil, namun tetap memberi
suntikan pesan moral yang menyentuh para penontonnya. Masyarakat akan menerima
iklan dengan mudah apabila ada unsur kekayaan pesan yang membungkusnya.
Intinya, suguhkanlah iklan yang inspiratif dan bermanfaat bagi masyarakat
dengan menomorsatukan pesan moral. #BRIDGING COURSE 07
Referensi
duit88. Iklan Yang Paling Sedih
Untuk Ditonton II (CInta Dalam Diam). Diunduh dari http://www.youtube.com/watch?v=38kqFq0llPA
pada tanggal 5 Oktober 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar