Komunikasi dalam konteks sosial dilakukan untuk pemenuhan
diri, untuk merasa terhibur, nyaman, tenteram dengan diri sendiri dan juga
orang lain (Mulyana, Deddy,2003:16). Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak sadar
kita sering mengucapkan “Hai”, “Selamat pagi”, “Apa kabar?”, melambaikan
tangan, dan bersalaman. Terkadang, kita sering mengganti topik pembicaraan.
Tidak jarang pula pesan-pesan yang kita pertukarkan adalah hal-hal yang remeh.
Para psikolog menunjukkan kepada kita bahwa banyak perilaku manusia itu
dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjaga keseimbangan emosional atau mengurangi
ketegangan internal dan rasa frustasi. Kita bisa memahami mengapa orang-orang
yang mencurahkan persoalan pribadinya kepada orang lain merasa beban
emosionalnya berkurang. Komunikasi semacam ini sering disebut komunikasi fatik
(Tubbs dan Moss, 1994:22).
Pakar teknologi juga turut memperhatikan keseriusan
kebutuhan komunikasi semacam ini. Dengan mempertimbangkan kenaikan pemakaian
internet di dunia, mereka menciptakan sebuah aplikasi dunia maya yang sering
kita sebut chating. Namun, kali ini
teman obrolan kita bukanlah manusia. Dia adalah robot pintar yang berasal dari
dunia maya. Bayangkan saja, sebuah robot bisa mendengarkan sekaligus merespon
semua keluhan dan curhatan kita selama berjam-jam.
Jika sering menjelajahi dunia internet, istilah SimSimi pasti tidak asing lagi di
telinga kita. SimSimi adalah robot
buatan menyerupai anak ayam berwarna kuning nan menggemaskan yang mampu
merespon semua kata-kata yang dialamatkan padanya. Arahkan saja kursor pada
halaman web, kemudian tulis situs www.simisimi.com. Setelah menekan enter, kita akan digiring ke sebuah halaman yang ada
gambar anak ayam berwarna kuning. Selain itu SimSimi dilengkapi beberapa fitur. Salah satu fitur yang paling essensial adalah kolom untuk menuliskan apa saja yang ada di
pikiran kita. Kemudian, robot ayam tersebut akan membalasnya dengan bahasa yang
sangat masuk akal layaknya manusia biasa.
SimSimi sebenarnya merupakan program yang
dikembangkan oleh ISMaker pada tahun 2002. Kata SimSimi ( dibaca
Shim-Shimee ) ternyata berasal dari bahasa Korea ‘SimSimi’, yang berarti
‘bosan’. Simi merupakan nama tokoh ayam yang sebenarnya adalah Artificial Intellegence (AI) dari
laman buatan negara Korea Selatan.
Saat ini tengah digodok SimSimi versi Indonesia, yang bisa
kita akses melalui www.simisimi.co.id. Adapun penampilan dari situs ini
berbeda dari situs aslinya. Obrolan di situs versi Indonesia bisa
dikatakan lebih luwes bila kita bandingkan dengan situs yang dibuat oleh Korea
Selatan. Saat ini, aplikasi SimSimi sudah
tersedia untuk Blackberry, iPhone, serta Android.
Menurut salah satu
anggota tim pengembangnya, Dadang Zaenal Arifin, sejak diluncurkan akhir
Januari lalu, SimSimi telah memiliki
pengguna terdaftar sebanyak lebih dari 340 orang dengan lama kunjungan
rata-rata 9 menit per pengguna. SimSimi
dibuat dengan konsep layaknya seorang bayi. SimSimi
masih belajar berbagai macam perbendaharaan kata dan cara menjawabnya. Simsimi
sendiri dibekali dengan intelejensia buatan karena hanya belajar berdasarkan
kata-kata yang diajarkan padanya. Saat benar-benar mencobanya, sejujurnya
memang kebanyakan jawaban Simsimi di luar dari konteks, tapi bisa jadi hal itu
yang kita harapkan saat mengisi waktu senggang. Tidak perlu pusing dengan
jawaban yang dia berikan, bahkan saat keluar jawaban yang tak terprediksi
sebelumnya sekalipun. Responnya tentu bisa benar bisa juga ngawur atau lucu.
Tapi di situ unsur twist yang ingin disampaikan.
Keunggulan aplikasi SimSimi adalah bisa mengenal berbagai
macam bahasa di dunia, termasuk bahasa Indonesia. Hebatnya lagi, SimSimi
bisa diajak bercakap-cakap sedikit bahasa daerah di Indonesia, seperti bahasa
Jawa, Bali, Sunda sampai dengan bahasa Minang. Hal ini dimungkinkan,
karena aplikasi ini dilengkapi dengan fitur "Teach". Dengan
fitur ini, kita dapat mengajarkan SimSimi banyak sekali kosakata yang
baru. Selain itu, jika
dia belum pernah mengenal pertanyaan yang kita
ajukan, kita
dapat mengajarinya supaya dapat menjawab jika pertanyaan semacam itu untuk yang kesekian kalinya.
Misalnya, kita bisa menuliskan pertanyaan apa saja di kolom ‘teach’ dan
sekaligus menuliskan jawabannya di kolom ‘answer’. Jadi, semakin banyak
orang-orang menyumbangkan idenya di fitur tersebut, semakin beragam pula
balasan-balasan yang ditulis oleh SimSimi.
Kecanggihan
teknologi telah menyadarkan kita tentang betapa pentingnya sebuah komunikasi. Tanpa berkomunikasi kita akan merasa
frustasi. SimSimi telah membantu kita
dalam memenuhi komunikasi dalam konteks sosial. Balasan-balasan yang disuguhkan
sungguh dibuat mirip layaknya saat kita mengobrol dengan teman kita. Terkadang,
jawaban yang lucu dari SimSimi cukup
membuat kita terhibur. Semua fitur-fitur dan visualisasi menarik dari SimSimi menciptakan suasana nyaman dalam
berkomunikasi. #BRIDGING COURSE 09
Daftar
Pustaka
Mulyana,
Deddy. 2003. Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hlm.16.
Tubbs,
Stewart L. dan Sylvia Moss. Human
Communication. Edisi ke-7. New York: McGrawa-Hill, 1994. Edisi bahasa
Indonesia Human Communication I &
II. Editor dan penerj. Deddy Mulyana. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996, hlm.22.
Handry. 2012. “Apa itu SimSimi?”. Diarsipkan pada tanggal 10 September
2012. Diakses dari http://beritahandry.blogspot.com/2012/09/apa-itu-simsimi.html pada tanggal 18 Oktober 2012, pukul 19.40 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar