Senin, 17 September 2012

Melihat Foto dan Fotografi dari Mata Nawang


Bagi sebagian orang, foto hanyalah selembar gambar yang tidak berarti. Terkadang kita hanya memandang foto dari segi fisiknya saja. Orang-orang bisa menghabiskan waktu berjam-jam memandangi sebuah foto. Objek yang jenaka, ataupun indahnya pemandangan alam selalu menjadi fokus perhatian yang sangat menyita waktu. Kemudian, mereka pergi meninggalkannya dan hanya mampu berkata “Yang itu jelek” atau “Wah, yang tadi keren!” tanpa argumentasi yang lebih lanjut. Namun bagi Nawang Wulan, foto adalah gambar yang bisa bercerita. Di dalam foto tersirat cerita yang sebenarnya harus kita sadari. Bukan hanya makhluk hidup yang dinamis, namun benda mati seperti foto pun ternyata mampu  menunjukkan kedinamisannya asal kita tahu cara menikmatinya.

Gadis yang tertarik pada dunia fotografi ini dari dulu sampai sekarang mengaku sangat gemar memotret dan memandangi foto-foto yang bagus. “Dulu aku pernah dapet tugas memfoto segala hal menarik tentang Suku Badui. Itu pertama kalinya aku masuk ke dunia fotografi. Sampai sekarang, pengalaman itu menjadi momen yang sangat berkesan bagiku”, ceritanya sembari senyum lebar. Hal tersebut menjadi alasan kuat mengapa dia bercita-cita sebagai fotografer jurnalistik. “Fotografi itu seperti melukis. Tapi medianya cahaya”, imbuh mahasiswi Ilmu Komunikasi UGM tahun 2011 ini.

Pendapat Nawang telah mengubah cara pandang kita terhadap sebuah foto dan dunia fotografi. Sebuah foto bisa berbicara layaknya seorang manusia. Sebuah foto ternyata mengandung cerita yang menarik untuk diulas. Begitu juga dunia fotografi yang diibaratkannya seperti melukis. Melihat foto dan fotografi dari sudut pandang yang berbeda adalah melihat dari mata Nawang.

Tidak ada komentar:

Blog Archive

Kontributor